Jelang Ramadhan, Label Busana Ivan Gunawan Kebanjiran Permintaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meski krisis tengah terjadi akibat wabah corona, busana muslim karya Ivan Gunawan tetap laris diserbu customer. Ivan hingga kini masih saja kebanjiran permintaan.
Busana-busana muslim karya Ivan yang tertuang lewat label Mandjha Hijab, Khalif Menswear, dan Minime dipesan untuk memenuhi kebutuhan di bulan Ramadhan maupun lebaran nanti. Desainer kelahiran 1981 ini agaknya memang memiliki strategi pemasaran yang jitu, di mana promosi untuk busana muslim miliknya telah dilakukan jauh sebelum bulan suci umat Islam datang.
Sebut saja untuk koleksi Buongiorno 2020 yang diluncurkan sejak Februari lalu, sudah laris terjual lewat sistem pre-order. Koleksi ini terdiri atas 57 set busana dari label Mandjha serta 30 set dari Khalif. Aneka corak yang terinspirasi dari keindahan arsitektur, pemandangan, dan puisi di Italia ditampilkan pada koleksi ini.
“Intinya kami terus melayani permintaan konsumen. Terlebih memang sudah tradisi sebelum puasa, kami selalu keluarkan koleksi lebaran yang dipamerkan melalui fashion show. Dan, tahun ini temanya Buongiorno 2020 yang sudah kami luncurkan sejak Februari lalu. Koleksi ini laku banget dipesan orang melalui pre-order. Meski di tengah pandemi corona, insya Allah laku dan habis. Tapi, karena permintaan yang terus meningkat, akhirnya kami produksi lagi dan alhamdulillah sebelum masuk Ramadhan permintaan terus ada,” beber Ivan melalui pesan singkat kepada SINDOmedia, Minggu (19/4).
Kesuksesan yang didapat ketiga lini busana Ivan itu lantaran sang desainer konsisten menggalakkan penjualan serta promosi secara daring. Ivan sejauh ini masih melaksanakan sistem bekerja dari rumah bagi seluruh pegawainya. Hal itu diterapkan sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada pertengahan Maret lalu.
“Karena kita mengikuti aturan pemerintah, toko diliburkan dan pegawai bekerja dari rumah. Tapi, akhirnya kita geber secara online. Kebetulan saya punya tim marketing online yang jago jualan. Jadi omzet bisa terus terjaga,” ungkap keponakan perancang busana Indonesia Adjie Notonegoro itu.
Soal warna busananya, Ivan sengaja mengonsep busana pria dan wanita yang memiliki kesamaan melalui warna maupun motif printing. Koleksi ini terbilang bervariasi paletnya mulai pastel, tanah, biru, hingga bold.
“Saya berusaha menciptakan look yang saya inginkan untuk customer Mandjha Hijab. Biasanya kita melihat busana pria dan wanita terinspirasi dari Middle East dan India. Tapi, ternyata Italia juga bisa memberi inspirasi tanpa batas dari pemandangan, arsitektur, hingga romantisme puisinya,” kata pria berdarah Jawa, Tionghoa, dan Belanda itu.
Dari segi desain, pilihannya tampak beragam bagi penggemar Mandja Hijab. Mulai gamis potongan A-line dihiasi lipit atau ruffle, celana palazzo, outer, hingga knit sweater. Pada koleksi ini warna serta motif printing busana wanita, pria, dan anak-anak sengaja dipilih dengan konsep yang sama. “Warna dan motif printing-nya sama. Jadi sekeluarga bisa samaan,” ujar Ivan.
Busana-busana muslim karya Ivan yang tertuang lewat label Mandjha Hijab, Khalif Menswear, dan Minime dipesan untuk memenuhi kebutuhan di bulan Ramadhan maupun lebaran nanti. Desainer kelahiran 1981 ini agaknya memang memiliki strategi pemasaran yang jitu, di mana promosi untuk busana muslim miliknya telah dilakukan jauh sebelum bulan suci umat Islam datang.
Sebut saja untuk koleksi Buongiorno 2020 yang diluncurkan sejak Februari lalu, sudah laris terjual lewat sistem pre-order. Koleksi ini terdiri atas 57 set busana dari label Mandjha serta 30 set dari Khalif. Aneka corak yang terinspirasi dari keindahan arsitektur, pemandangan, dan puisi di Italia ditampilkan pada koleksi ini.
“Intinya kami terus melayani permintaan konsumen. Terlebih memang sudah tradisi sebelum puasa, kami selalu keluarkan koleksi lebaran yang dipamerkan melalui fashion show. Dan, tahun ini temanya Buongiorno 2020 yang sudah kami luncurkan sejak Februari lalu. Koleksi ini laku banget dipesan orang melalui pre-order. Meski di tengah pandemi corona, insya Allah laku dan habis. Tapi, karena permintaan yang terus meningkat, akhirnya kami produksi lagi dan alhamdulillah sebelum masuk Ramadhan permintaan terus ada,” beber Ivan melalui pesan singkat kepada SINDOmedia, Minggu (19/4).
Kesuksesan yang didapat ketiga lini busana Ivan itu lantaran sang desainer konsisten menggalakkan penjualan serta promosi secara daring. Ivan sejauh ini masih melaksanakan sistem bekerja dari rumah bagi seluruh pegawainya. Hal itu diterapkan sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada pertengahan Maret lalu.
“Karena kita mengikuti aturan pemerintah, toko diliburkan dan pegawai bekerja dari rumah. Tapi, akhirnya kita geber secara online. Kebetulan saya punya tim marketing online yang jago jualan. Jadi omzet bisa terus terjaga,” ungkap keponakan perancang busana Indonesia Adjie Notonegoro itu.
Soal warna busananya, Ivan sengaja mengonsep busana pria dan wanita yang memiliki kesamaan melalui warna maupun motif printing. Koleksi ini terbilang bervariasi paletnya mulai pastel, tanah, biru, hingga bold.
“Saya berusaha menciptakan look yang saya inginkan untuk customer Mandjha Hijab. Biasanya kita melihat busana pria dan wanita terinspirasi dari Middle East dan India. Tapi, ternyata Italia juga bisa memberi inspirasi tanpa batas dari pemandangan, arsitektur, hingga romantisme puisinya,” kata pria berdarah Jawa, Tionghoa, dan Belanda itu.
Dari segi desain, pilihannya tampak beragam bagi penggemar Mandja Hijab. Mulai gamis potongan A-line dihiasi lipit atau ruffle, celana palazzo, outer, hingga knit sweater. Pada koleksi ini warna serta motif printing busana wanita, pria, dan anak-anak sengaja dipilih dengan konsep yang sama. “Warna dan motif printing-nya sama. Jadi sekeluarga bisa samaan,” ujar Ivan.
(tsa)